Minggu, 08 Maret 2015

materi agama Islam SKL



1.       hukum bacaan Adz-Dzariyat : 56


2.       potongan surat Asy-Syura : 38


3.       Perilaku dari Quran Surat Al- Isra : 26 – 27


4.       Tugas Khalifah QS Al-Baqarah : 30


5.       Menjaga lingkungan Ar- Rum : 41


6.       Yunus : 41


7.       Al – Kafirun



8.       arti potongan ayat QS Yunus : 101


9.       QS Al – mujadalah : 11



10.   QS Al – Jumuah : 10

11.   pengembangan iptek Yunus : 101


12.   pengembangan iptek QS Al – Baqarah : 164

13.   Pengertian Nama Asmaul Husna

14.   Tanda Iman Kepada Malaikat
1. Memercayai atau meyakini dalam hati bahwa malaikat adalah makhluk gaib    yang lebih dulu diciptakan Allah daripada manusia.
2. Memercayai atau meyakini dalam hati bahwa para malaikat itu bersifat tubuh halus (gaib), selalu taat terhadap perintah Allah, dan tak pernah durhaka        kepada-Nya
3. Memercayai atau meyakini dalam hati bahwa tugas para malaikat itu   bermacam-macam, baik kaitannya dalam alam rohani atau alam dunia,      khususnya       umat manusia
4. Meyakini atau memercayai dalam hati bahwa orang beriman dan beramal saleh           itu kedudukannya lebih tinggi daripada malaikat
Tanda-tanda beriman kepada malaikat yang berupa sikap lahir yaitu ,
1. Pernyataan lisan, yaitu percaya adanya malaikat dan sifat-sifat dengan cara     mempelajari Alquran dan Hadits.
2. Melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan iman kepada malaikat

15.  Hikmah iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT antara lain :
1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT yang telah mengutus para rasul untuk             menyampaikan risalahnya.
2. Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci     
3. Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti yang tertuang pada kitab suci.
4. Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk      meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat
5. Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua     larangan-Nya

16.   Tanda Iman kepada Rasul
Mempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.
2.      Mempercayai sepenuh hati bahwa para nabi dan Rasul Allah, wajib memiliki sifat mulia   dan mustahil bersifat tercela. Sifat-sifat mulia itu adalah:
3.      Mempercayai bahwa Nabi dan Rasul allah ada yang termasuk ulul azmi (Nuh as,                Ibrahim as, Musa as, Isa as, Muhammad saw)  yaitu nabi dan Rasul yang memiliki               kesabaran dan ketabahan yang luar biasa di dalam menghadapi berbagai          penderitaan dan gangguan selama melaksanakan tugas risalah Allah SWT.
4.      Mempercayai Nabi Muhammad SAW sebadai nabi terakhir dan penutup para nabi dan     nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia yang       tercantum dalam Q.S. Saba:28

17.   Arti sifat Rasul
·         Sidiq artinya benar || mustahil bersifat Kizib artinya dusta
·         Amanah artinya dapat dipercaya || mustahil khianat artinya penipu
·         Tablig artinya menyampaikan || mustahil kitman artinya menyembunyikan
·         Fathonah atinya cerdik/cerdas || mustahil baladah artinya bodoh

18.    Fase – fase kehidupan Akhirat
a.        Yaumul Barzah (sebelum terjadi Kiamat Kubra`)
b.       Yaumul Ba’ats (kebangkitan alam kubur)
c.        Yaumul Hasyr (Berkumpul di Mahsyar)
d.       Yaumul Hisab (hari perhitungan)
e.       Yaumul Mizan (hari pertimbangan)
f.         Yaumul Jaza’ (hari pembalasan)

19.   Perilaku beriman kepada Hari akhir
    1. Menjadikan manusia bersikap hati-hati dalam hidup di dunia sehingga akan selalu taat kepada petunjuk-petunjuk agam dan membatasi diri terhadap kesenangan hidup di dunia.
    2. Berusaha menjadi manusia yang baik selama hidup di dunia, yakni berbakti kepada Allah swt, orang tua, dan berbuat baik terhadap sesama manusia.
    3. Menyadarkan manusia akan adanya hari akhir sebagai kehidupan yang hakiki bagi manusia.
    4. Menyadarkan manusia bahwa kehidupan di hari akhir adalah tujuan setiap manusia yang hidup di dunia.
    5. Mendorong manusia untuk memperbanyak amal sholeh dan meninggalkan segala larangan-larang-Nya.

20.   Tanda beriman kepada Qada dan Qadar
a.        Meyakini Sunnatullah
b.       Melakukan Ikhtiar
c.        Bertawakal kepada Allah SWT.

21.   Hikmah Husnudzan
a.        1) Hidup menjadi tenang dan penuh optimis.
b.       2) Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala cobaan
c.        3) Membentuk pribadi yang tangguh
d.       4) Menjadikan seseorang kreatif
e.       5) Menyebabkan seseorang tidak mudah putus asa
f.         6) Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.

22.   Doa

23.   Pengertian Raja’
a.        secara bahasa, berasal dari bahasa arab, yaitu “rojaun” yang berarti harapan atau berharap. Raja’ adalah perasaan hati yang senang karena menanti sesuatu yang diinginkan dan disenangi. Secara terminologi, raja’ diartikan sebagai suatu sikap mental optimis dalam memperoleh karunia dan nikmat Ilahi yang disediakan bagi hamba-hambaNya yang shaleh.

24.   Pengertian Zalim
a.        meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin dan lawan kata dari zalim adalah adil.
b.       Asal makna “zalim” ialah aniaya dan melampaui batas yang telah ditentukan. Arti “zalim” menurut ahli bahasa dan kebanyakan ulama ialah: Meletakkan sesuatu bukan pada semestinya (tempatnya), baik mengurangi, menambah, mengubah waktu, tempat dan letaknya”. Oleh karena itu kata kezaliman diartikan sebagai penyimpangan dari ketentuan atau melakukan dosa walaupun kecil.

25.   Pengertian Taubat
a.       Hakekat taubat menurut arti bahasa adalah kembali dan taba berarti kembali, maka tobat juga mempunyai makna, kembali pula. 
b.       Maksudnya ialah kembali dari sesuatu yang tercela di dalam …dan menuju kepada sesuatu yang terpuji di dalam syariat.

26.  Unsur dalam taubat
a.        mengakui kesalahan
b.       menyesali dosa
c.        menyadari akibat dari kesalahan
d.       Pengampunan
e.       meminta Ampun
f.         Tidak mengulangi

27.  Pengertian tawakkal
a.       tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
b.       Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

28.  Penyebab penurunan kejayaan islam
a.        Mengapa Dunia Islam sekarang ini sangat mundur, bahkan terpuruk dalam segala bidang kehidupan? Tak pelak lagi, keadaan yang mengkhawatirkan ini merupakan akibat langsung dari umat Islam yang meninggalkan agamanya dalam mengatur seluruh kehidupannya, terutama dalam bernegara pasca runtuhnya Khilafah. Undang-undang negara, hukum dan cara pandang yang berlaku di negeri-negeri Islam saat ini diambil dari paham ideologi Kapitalisme-sekularisme dan Sosialisme-komunisme. Kemunduran Dunia Islam juga merupakan akibat dari praktik yang salah dalam pemahaman dan penerapan Islam. Pengkajian dan penguasaan bahasa Arab yang menjadi kunci keilmuan Islam dibiarkan terus merosot. Ijtihad ditinggalkan. Pada saat yang sama, pintu misionarisme, invasi budaya dan politik dari Barat dibuka lebar-lebar. Pada gilirannya, umat Islam tidak lagi mampu menjaga superioritas negaranya terhadap serangan yang datang bertubi-tubi dari Barat maupun Timur.

29.   pokok pemersatu umat
a.       Ukhuwah, pada hakikatnya adalah nikmat Allah, yang menjelaskan bahwa Islam tidak bersekte-sekte (QS Ali Imran:103), menegaskan bahwa umat Islam bagaikan satu kesatuan butir-butir yang terikat oleh tali tasbih (QS Az Zukhruf :67), yang mendorong setiap muslim untuk saling mencintai (QS Al Anfal: 63), dan cerminan kekuatan Islam (QS Al Hujurat: 10).
b.       Dalam ukhuwah umat Islam diajarkan untuk saling mengenal (taaruf), saling menolong (taawun), saling menanggung (takaful), dan mendahulukan saudara kita (itsar). Keempatnya harus dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan. Karena keempatnya adalah rukun ukhuwah. Dengan keempat hal tersebut, semestinya umat Islam mampu bersatu padu, tidak tercerai-beraikan oleh apapun.
c.        Tingkatan terendah dalam ukhuwah adalah husnudzon terhadap saudara kita. Husnudzon membuat kita selalu berprasangka baik kepada saudara kita dan tidak mungkin iri pada mereka. Membuat hati kita tenang saat mengingat mereka. Menghadirkan rasa saling percaya yang akan semakin menguatkan persatuan kita.

30.   Tabdzir
a.        Tabzir berasal dari kata badzr yang artinya boros, yaitu mengeluarkan sesuatu (seperti harta) tanpa tujuan atau secara salah atau sia-sia belaka. Misalnya, menyediakan makanan yang cukup untuk sepuluh orang terhadap dua orang tamu, sehingga makanan itu sia-sia.Ayat ini juga menegaskan bahwa boros merupakan salah satu perilaku setan, karenanya, jika seseorang melakukan pemborosan, maka ia telah mengikuti jejak langkah setan, dan telah menjadi sahabat atau saudaranya setan. Ini berarti, orang yang boros bukan hanya di bawah pengaruh setan, tetapi juga telah bekerjasama dengan setan dan membantu pekerjaannya. Hal ini karena, pemborosan merupakan perbuatan merusak nikmat dan tanda tidak bersyukur akan pemberian Allah swt.

31.   Ghibah
a.        Ghibah adalah Anda menceritakan tentang sesuatu yang dibenci oleh seseorang untuk diceritakan, baik berkaitan dengan bentuk fisik, agama, dunia, kejiwaan, budi pekerti, harta, anak, suami, istri, pembantu, pelayan, pakaian, cara berjalan, cara bergerak, senyuman, kecemberutan, dan lain sebagainya. Apakah Anda menceritakannya lewat lisan, tulisan, atau sekadar isyarat dengan mata, tangan, kepala, dan sejenisnya.

32.   Ijtihad & Ijma’
a.        Ijtihad adalah mengerjakan sesuatu dengan segala kesungguhan. Sedangkan menurut istilah Ijtihad adalah mengerahkan segala potensi dan kemampuan untuk menetapkan hukum-hukum syariat.
b.       Ijma’ yaitu kesepakatan atau sependapat dengan suatu hal mengenai hukum syara’ dari suatu peristiwa setelah wafatnya Rasul.

33.   Hasil keputusan Ijma’
a.         

34.   efek fitnah
a.        Menimbulkan kesengsaraan, baik bagi si pemfitnah maupun bagi yang di fitnah.
Menimbulkan keresahan ditengah masyarakat
Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
Mencelakakan orang lain
Merugikan orang lain dan diri sendiri
Masuk Neraka (mendapat siksa)

35.   Syirkah
a.        Syirkah inan                        = kerja dan modal
b.       Syirkah abdan                   = kerja
c.        Syirkah wujuh                   = dua orang kerja , satu modal
d.       Syirkah mufawadhah     = gabungan semua syirkah


36.    Jenis riba
    1. Riba Qardh
                                                               i.      Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh).
    1. Riba Jahiliyyah
                                                               i.      Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
    1. Riba Fadhl
                                                               i.      Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
    1. Riba Nasi’ah
                                                               i.      Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.

  1. Urutan Shalat Jenazah
    1. Takbir awal          = Al – fatihah
    2. Takbir kedua        = Salawat Nabi
    3. Takbir ketiga        = Doa khusus
    4. Takbir keempat   = Doa khusus
    5. Salam

  1. Rukun Khutbah
    1. Membaca Alhamdulillah di kedua khutbah
    2. Membaca shalawat di kedua khutbah
    3. Wasiat Taqwa di kedua khutbah
    4. Membaca Ayat Al-Quran
    5. Berdoa untuk orang mukmin di khutbah terakhir

  1. Syarat dan rukun nikah
    1. Rukun
                                                               i.      Pengantin lelaki (Suami)
                                                              ii.      Pengantin perempuan (Isteri)
                                                            iii.      Wali
                                                            iv.      Dua orang saksi lelaki
                                                             v.      Ijab dan kabul (akad nikah)
    1. Syarat
                                                               i.      Laki
1.       Islam
2.       Lelaki yang tertentu
3.       Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri
4.       Mengetahui wali yang sebenar bagi akad nikah tersebut
5.       Bukan dalam ihram haji atau umrah
6.       Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
7.       Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa
8.       Mengetahui bahawa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri


                                                              ii.      Perempuan
1.       Islam
2.       Lelaki yang tertentu
3.       Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri
4.       Mengetahui wali yang sebenar bagi akad nikah tersebut
5.       Bukan dalam ihram haji atau umrah
6.       Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
7.       Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa
8.       Mengetahui bahawa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri
                                                            iii.      wali
1.       Islam, bukan kafir dan murtad
2.       Lelaki dan bukannya perempuan
3.       Baligh
4.       Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
5.       Bukan dalam ihram haji atau umrah
6.       Tidak fasik
7.       Tidak cacat akal fikiran,gila, terlalu tua dan sebagainya
8.       Merdeka
9.       Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya
                                                            iv.      saksi
1.       Islam, bukan kafir dan murtad
2.       Lelaki dan bukannya perempuan
3.       Baligh
4.       Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
5.       Bukan dalam ihram haji atau umrah
6.       Tidak fasik
7.       Tidak cacat akal fikiran,gila, terlalu tua dan sebagainya
8.       Merdeka
9.       Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya
                                                             v.      ijab
1.       Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
2.       Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
3.       Diucapkan oleh wali atau wakilnya
4.       Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah(nikah kontrak e.g.perkahwinan(ikatan suami isteri) yang sah dalam tempoh tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah muataah)
5.       Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafazkan)
                                                            vi.      Qabul
1.       Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab
2.       Tiada perkataan sindiran
3.       Dilafazkan oleh bakal suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
4.       Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak)
5.       Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafazkan)
6.       Menyebut nama bakal isteri
7.      Tidak diselangi dengan perkataan lain
40.  UU perkawinan
a.       UU No. 1 tahun 1974

41.  sebab tak mendapat warisan
a.       pembunuh
b.       berbeda agama
c.        Berlainan tempat

42.  pembagian harta warisan


43.  Qs As-Syura : 214
a.        Alquran Surat Asy-syu’ara:214 berisi perintah menjadikan keluarga terlebih dahulu dalam arti sebagai objek pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya seluruh manusia. Selain itu Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu peranan keluarga(orang tua) dalam pengembangan kesadaran beragama anak sangatlah dominan.  ayat As-syuaraa’ ayat 214 وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِين “Dan berilah peringatkan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”(Q.S As-syuaraa’ ayat 214).
Di sini jelas, perintah menjadikan keluarga terdekat terlebih dahulu dalam arti sebagai objek pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya seluruh manusia.

44.   Piagam Madinah
a.        dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yathrib (kemudian bernama Madinah) pada tahun 622. Dokumen tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani 'Aus dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas pagan Madinah; sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.
                                                               i.      (1). Sesungguhnya mereka (kaum Muhajirin dari Makkah, kaum Anshat dari Madinah dan kaum yang menggabungkan diri dengan mereka dalam wilayah Madinah) itu merupakan satu umat, diantara komunitasmasyarakat lain.
                                                              ii.      (2). Kaum Muhajirin dari Quraisy tetap dalam kebiasaan mereka dalam bahu-membahu membayar diyat (tebusan atas pembunuhan) di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan adil di antara Mukminin.
                                                            iii.      (3). Banu ‘Auf tetap dengan kebiasaan mereka dan bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara kaum Mukminin.
                                                            iv.      (4). Banu Sa’idah tetap dengan kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara kaum Mukminin.
                                                              v.      (5). Banu Al-Hars tetap dengan kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara Mukminin.
                                                            vi.      (6). Banu Jusyam tetap dengan kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara Mukminin.
                                                           vii.      (7). Banu An-Najjar tetap dengan kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara Mukminin.
                                                         viii.      (8). Banu ‘Amr bin ‘Awf tetap dengan kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara Mukminin.
                                                            ix.      (9). Banu Al-Nabit tetap dengan kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara Mukminin.
                                                              x.      (10). Banu Al-‘Aws tetap dengan kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara Mukminin.
                                                            xi.      (11). Sesungguhnya Mukminin tidak boleh membiarkan orang lain dalam menanggung beban yang berat dalam tebusan dan diyat diantara mereka tetapi membantunya dengan baik dalam poembayaran tebusan atau diyat tersebut.
                                                           xii.      (12). Seorang Mukmin tidak diperbolehkan membuat menyalahi perjanjian yan telah dibuat dengan Mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.
                                                         xiii.      (13). Orang-orang Mukmin yang taqwa harus menentang orang yang mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, atau bermaksud jahat, atau melakukan permusuhan dan kerusakan di kalangan Mukminin. Setiap orang harus bersatu dalam menentang kedzaliman tersebut, sekalipun itu dilakukan oleh anak dari salah seorang di antara mereka.
                                                         xiv.      (14). Seorang Mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya untuk membantu orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.
                                                          xv.      (15). Jaminan Allah itu satu untuk seluruh kaum. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat dalam hubungan kekarabatan. Sesungguhnya Mukminin itu saling membantu, dan tidak boleh bergantung kepada golongan yang lain.*/bersambung.. “Tak Ada Perlindungan Bagi Kaum Quraisy Makkah..

45.   Dinasti Bani Abbasiyah
a.        
46.   Pelopor Islam di Indonesia
a.        
47.   Proses masuknya Islam ke Indonesia
a.       Peranan Kaum Pedagang
·    Para pedagang itu datang dan berdagang
di pusat-pusat perdagangan di daerah
pesisir. Malaka merupakan pusat transit
para pedagang. Di samping itu, bandar-
bandar di sekitar Malaka seperti Perlak
dan Samudra Pasai juga didatangi para
pedagang.Terjadilah kegiatan saling
memperkenalkan adat-istiadat, budaya
bahkan agama. Bukan hanya melakukan
perdagangan, bahkan juga terjadi
asimilasi melalui perkawinan.
b.       Pranan Bandar-Bandar di Indonesia
·    Di bandar-bandar inilah para pdagang
beragama Islam memperkenalkan Islam
kepada para pedagang lain ataupun
kepada penduduk setempat. Dengan
demikian, bandar menjadi pintu masuk dan
pusat penyebaran agamaIslam ke
Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis
kota-kota pusat kerajaan yang bercorak
Islam pada umunya terletak di pesisir-
pesisir dan muara sungai.
c.        Pranan Para Wali dan Ulama
·    Salah satu cara penyebaran agama Islam
ialah dengan cara mendakwah.
48.   Partai islam
a.       Masyumi
b.       Partai syarikat Islam
c.        NU
49.   Islam di Amerika
50.   Islam di Eropa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar