1.
hukum
bacaan Adz-Dzariyat : 56
2.
potongan
surat Asy-Syura : 38
3.
Perilaku
dari Quran Surat Al- Isra : 26 – 27
4.
Tugas
Khalifah QS Al-Baqarah : 30
5.
Menjaga
lingkungan Ar- Rum : 41
6.
Yunus
: 41
7.
Al
– Kafirun
8.
arti
potongan ayat QS Yunus : 101
9.
QS
Al – mujadalah : 11
10.
QS
Al – Jumuah : 10
11.
pengembangan
iptek Yunus : 101
12.
pengembangan
iptek QS Al – Baqarah : 164
13.
Pengertian
Nama Asmaul Husna
14.
Tanda
Iman Kepada Malaikat
1. Memercayai
atau meyakini dalam hati bahwa malaikat adalah makhluk gaib yang lebih dulu diciptakan Allah daripada
manusia.
2. Memercayai atau meyakini dalam
hati bahwa para malaikat itu bersifat tubuh halus
(gaib), selalu taat terhadap perintah Allah, dan tak pernah durhaka kepada-Nya
3. Memercayai atau meyakini dalam
hati bahwa tugas para malaikat itu bermacam-macam,
baik kaitannya dalam alam rohani atau alam dunia, khususnya umat
manusia
4. Meyakini atau memercayai dalam
hati bahwa orang beriman dan beramal saleh itu
kedudukannya lebih tinggi daripada malaikat
Tanda-tanda
beriman kepada malaikat yang berupa sikap lahir yaitu ,
1. Pernyataan lisan, yaitu percaya
adanya malaikat dan sifat-sifat dengan cara mempelajari
Alquran dan Hadits.
2. Melakukan perbuatan-perbuatan
yang mencerminkan iman kepada malaikat
15. Hikmah iman
kepada Kitab-Kitab Allah SWT antara lain :
1.
Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT yang telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalahnya.
2. Hidup
manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci
3.
Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti
yang tertuang pada kitab suci.
4.
Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah
untuk meraih kesuksesan baik di dunia
maupun di akhirat
5. Terjaga
ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya
16.
Tanda
Iman kepada Rasul
Mempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah
manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan
ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.
2.
Mempercayai sepenuh hati bahwa para nabi dan Rasul Allah, wajib memiliki
sifat mulia dan mustahil bersifat
tercela. Sifat-sifat mulia itu adalah:
3.
Mempercayai bahwa Nabi dan Rasul allah ada yang termasuk ulul azmi (Nuh
as, Ibrahim as, Musa as,
Isa as, Muhammad saw) yaitu nabi dan
Rasul yang memiliki kesabaran
dan ketabahan yang luar biasa di dalam menghadapi berbagai penderitaan dan gangguan selama
melaksanakan tugas risalah Allah SWT.
4. Mempercayai Nabi Muhammad SAW sebadai
nabi terakhir dan penutup para nabi dan nabi
Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia yang tercantum dalam Q.S. Saba:28
17.
Arti
sifat Rasul
· Sidiq artinya benar || mustahil
bersifat Kizib artinya dusta
· Amanah artinya dapat dipercaya ||
mustahil khianat artinya penipu
· Tablig artinya menyampaikan ||
mustahil kitman artinya menyembunyikan
· Fathonah atinya cerdik/cerdas ||
mustahil baladah artinya bodoh
18.
Fase – fase kehidupan Akhirat
a.
Yaumul
Barzah (sebelum terjadi Kiamat Kubra`)
b.
Yaumul
Ba’ats (kebangkitan alam kubur)
c.
Yaumul
Hasyr (Berkumpul di Mahsyar)
d.
Yaumul
Hisab (hari perhitungan)
e.
Yaumul
Mizan (hari pertimbangan)
f.
Yaumul
Jaza’ (hari pembalasan)
19.
Perilaku
beriman kepada Hari akhir
- Menjadikan manusia bersikap hati-hati dalam hidup di dunia sehingga akan selalu taat kepada petunjuk-petunjuk agam dan membatasi diri terhadap kesenangan hidup di dunia.
- Berusaha menjadi manusia yang baik selama hidup di dunia, yakni berbakti kepada Allah swt, orang tua, dan berbuat baik terhadap sesama manusia.
- Menyadarkan manusia akan adanya hari akhir sebagai kehidupan yang hakiki bagi manusia.
- Menyadarkan manusia bahwa kehidupan di hari akhir adalah tujuan setiap manusia yang hidup di dunia.
- Mendorong manusia untuk memperbanyak amal sholeh dan meninggalkan segala larangan-larang-Nya.
20.
Tanda
beriman kepada Qada dan Qadar
a.
Meyakini
Sunnatullah
b.
Melakukan
Ikhtiar
c.
Bertawakal kepada
Allah SWT.
21.
Hikmah
Husnudzan
a.
1) Hidup menjadi tenang dan penuh optimis.
b. 2) Yakin
bahwa terdapat hikmah di balik segala cobaan
c.
3) Membentuk pribadi yang tangguh
d. 4)
Menjadikan seseorang kreatif
e. 5)
Menyebabkan seseorang tidak mudah putus asa
f.
6) Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan
sesama.
22.
Doa
23.
Pengertian
Raja’
a.
secara bahasa, berasal dari bahasa arab, yaitu
“rojaun” yang berarti harapan atau berharap. Raja’ adalah perasaan hati yang
senang karena menanti sesuatu yang diinginkan dan disenangi. Secara
terminologi, raja’ diartikan sebagai suatu sikap mental optimis dalam
memperoleh karunia dan nikmat Ilahi yang disediakan bagi hamba-hambaNya yang
shaleh.
24.
Pengertian
Zalim
a.
meletakkan
sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin
dan lawan kata dari zalim adalah adil.
b.
Asal makna “zalim” ialah aniaya dan melampaui batas
yang telah ditentukan. Arti “zalim” menurut ahli bahasa dan kebanyakan ulama
ialah: Meletakkan sesuatu bukan pada semestinya (tempatnya), baik mengurangi,
menambah, mengubah waktu, tempat dan letaknya”. Oleh karena itu kata kezaliman
diartikan sebagai penyimpangan dari ketentuan atau melakukan dosa walaupun
kecil.
25.
Pengertian
Taubat
a. Hakekat taubat menurut arti bahasa
adalah kembali dan taba berarti kembali, maka tobat juga mempunyai makna,
kembali pula.
b. Maksudnya ialah kembali dari sesuatu
yang tercela di dalam …dan menuju kepada sesuatu yang terpuji di dalam syariat.
26. Unsur dalam taubat
a.
mengakui kesalahan
b.
menyesali dosa
c.
menyadari akibat dari kesalahan
d.
Pengampunan
e.
meminta Ampun
f.
Tidak mengulangi
27. Pengertian
tawakkal
a. tawakkul berarti mewakilkan
atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya
kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti
akibat dari suatu keadaan.
b. Imam al-Ghazali merumuskan
definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada
Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu
kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan
hati yang tenteram.
28. Penyebab
penurunan kejayaan islam
a.
Mengapa Dunia Islam sekarang ini sangat mundur,
bahkan terpuruk dalam segala bidang kehidupan? Tak pelak lagi, keadaan yang
mengkhawatirkan ini merupakan akibat langsung dari umat Islam yang meninggalkan
agamanya dalam mengatur seluruh kehidupannya, terutama dalam bernegara pasca
runtuhnya Khilafah. Undang-undang negara, hukum dan cara pandang yang berlaku
di negeri-negeri Islam saat ini diambil dari paham ideologi Kapitalisme-sekularisme
dan Sosialisme-komunisme. Kemunduran Dunia Islam juga merupakan akibat dari
praktik yang salah dalam pemahaman dan penerapan Islam. Pengkajian dan
penguasaan bahasa Arab yang menjadi kunci keilmuan Islam dibiarkan terus
merosot. Ijtihad ditinggalkan. Pada saat yang sama, pintu misionarisme, invasi
budaya dan politik dari Barat dibuka lebar-lebar. Pada gilirannya, umat Islam
tidak lagi mampu menjaga superioritas negaranya terhadap serangan yang datang
bertubi-tubi dari Barat maupun Timur.
29. pokok pemersatu
umat
a. Ukhuwah, pada hakikatnya adalah
nikmat Allah, yang menjelaskan bahwa Islam tidak bersekte-sekte (QS Ali
Imran:103), menegaskan bahwa umat Islam bagaikan satu kesatuan butir-butir yang
terikat oleh tali tasbih (QS Az Zukhruf :67), yang mendorong setiap muslim
untuk saling mencintai (QS Al Anfal: 63), dan cerminan kekuatan Islam (QS Al
Hujurat: 10).
b. Dalam ukhuwah umat Islam
diajarkan untuk saling mengenal (taaruf), saling menolong (taawun),
saling menanggung (takaful), dan mendahulukan saudara kita (itsar).
Keempatnya harus dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan. Karena
keempatnya adalah rukun ukhuwah. Dengan keempat hal tersebut, semestinya
umat Islam mampu bersatu padu, tidak tercerai-beraikan oleh apapun.
c.
Tingkatan
terendah dalam ukhuwah adalah husnudzon terhadap saudara kita. Husnudzon
membuat kita selalu berprasangka baik kepada saudara kita dan tidak mungkin iri
pada mereka. Membuat hati kita tenang saat mengingat mereka. Menghadirkan rasa
saling percaya yang akan semakin menguatkan persatuan kita.
30. Tabdzir
a.
Tabzir berasal dari kata badzr yang artinya boros, yaitu mengeluarkan
sesuatu (seperti harta) tanpa tujuan atau secara salah atau sia-sia belaka.
Misalnya, menyediakan makanan yang cukup untuk sepuluh orang terhadap dua orang
tamu, sehingga makanan itu sia-sia.Ayat ini juga menegaskan bahwa boros
merupakan salah satu perilaku setan, karenanya, jika seseorang melakukan
pemborosan, maka ia telah mengikuti jejak langkah setan, dan telah menjadi
sahabat atau saudaranya setan. Ini berarti, orang yang boros bukan hanya di
bawah pengaruh setan, tetapi juga telah bekerjasama dengan setan dan membantu
pekerjaannya. Hal ini karena, pemborosan merupakan perbuatan merusak nikmat dan
tanda tidak bersyukur akan pemberian Allah swt.
31. Ghibah
a.
Ghibah adalah Anda menceritakan tentang sesuatu yang dibenci oleh
seseorang untuk diceritakan, baik berkaitan dengan bentuk fisik, agama, dunia,
kejiwaan, budi pekerti, harta, anak, suami, istri, pembantu, pelayan, pakaian,
cara berjalan, cara bergerak, senyuman, kecemberutan, dan lain sebagainya.
Apakah Anda menceritakannya lewat lisan, tulisan, atau sekadar isyarat dengan
mata, tangan, kepala, dan sejenisnya.
32. Ijtihad & Ijma’
a.
Ijtihad adalah mengerjakan sesuatu dengan segala kesungguhan. Sedangkan
menurut istilah Ijtihad adalah mengerahkan segala potensi dan kemampuan untuk
menetapkan hukum-hukum syariat.
b. Ijma’ yaitu kesepakatan atau
sependapat dengan suatu hal mengenai hukum syara’ dari suatu peristiwa setelah
wafatnya Rasul.
33. Hasil keputusan Ijma’
a.
34. efek fitnah
a.
Menimbulkan kesengsaraan, baik bagi si pemfitnah maupun bagi yang di
fitnah.
Menimbulkan keresahan ditengah masyarakat
Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
Mencelakakan orang lain
Merugikan orang lain dan diri sendiri
Masuk Neraka (mendapat siksa)
Menimbulkan keresahan ditengah masyarakat
Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
Mencelakakan orang lain
Merugikan orang lain dan diri sendiri
Masuk Neraka (mendapat siksa)
35. Syirkah
a.
Syirkah inan =
kerja dan modal
b. Syirkah abdan = kerja
c.
Syirkah wujuh =
dua orang kerja , satu modal
d. Syirkah mufawadhah = gabungan semua syirkah
36. Jenis riba
- Riba Qardh
i.
Suatu
manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang (muqtaridh).
- Riba Jahiliyyah
i.
Hutang
dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya
pada waktu yang ditetapkan.
- Riba Fadhl
i.
Pertukaran
antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang
yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
- Riba Nasi’ah
i.
Penangguhan
penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis
barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan,
perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan
kemudian.
- Urutan Shalat Jenazah
- Takbir awal = Al – fatihah
- Takbir kedua = Salawat Nabi
- Takbir ketiga = Doa khusus
- Takbir keempat = Doa khusus
- Salam
- Rukun Khutbah
- Membaca Alhamdulillah di kedua khutbah
- Membaca shalawat di kedua khutbah
- Wasiat Taqwa di kedua khutbah
- Membaca Ayat Al-Quran
- Berdoa untuk orang mukmin di khutbah terakhir
- Syarat dan rukun nikah
- Rukun
i.
Pengantin
lelaki (Suami)
ii.
Pengantin
perempuan (Isteri)
iii.
Wali
iv.
Dua
orang saksi lelaki
v.
Ijab
dan kabul (akad nikah)
- Syarat
i.
Laki
1. Islam
2. Lelaki yang tertentu
3. Bukan lelaki mahram dengan bakal
isteri
4. Mengetahui wali yang sebenar bagi
akad nikah tersebut
5. Bukan dalam ihram haji atau umrah
6. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
7. Tidak mempunyai empat orang isteri
yang sah dalam satu masa
8. Mengetahui bahawa perempuan yang
hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri
ii.
Perempuan
1. Islam
2. Lelaki yang tertentu
3. Bukan lelaki mahram dengan bakal
isteri
4. Mengetahui wali yang sebenar bagi
akad nikah tersebut
5. Bukan dalam ihram haji atau umrah
6. Dengan kerelaan sendiri dan bukan
paksaan
7. Tidak mempunyai empat orang isteri
yang sah dalam satu masa
8. Mengetahui bahawa perempuan yang
hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri
iii.
wali
1. Islam, bukan kafir dan murtad
2. Lelaki dan bukannya perempuan
3. Baligh
4. Dengan kerelaan sendiri dan bukan
paksaan
5. Bukan dalam ihram haji atau umrah
6. Tidak fasik
7. Tidak cacat akal fikiran,gila,
terlalu tua dan sebagainya
8. Merdeka
9. Tidak ditahan kuasanya daripada
membelanjakan hartanya
iv.
saksi
1. Islam, bukan kafir dan murtad
2. Lelaki dan bukannya perempuan
3. Baligh
4. Dengan kerelaan sendiri dan bukan
paksaan
5. Bukan dalam ihram haji atau umrah
6. Tidak fasik
7. Tidak cacat akal fikiran,gila,
terlalu tua dan sebagainya
8. Merdeka
9. Tidak ditahan kuasanya daripada
membelanjakan hartanya
v.
ijab
1. Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
2. Tidak boleh menggunakan perkataan
sindiran
3. Diucapkan oleh wali atau wakilnya
4. Tidak diikatkan dengan tempoh waktu
seperti mutaah(nikah kontrak e.g.perkahwinan(ikatan suami isteri) yang sah
dalam tempoh tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah muataah)
5. Tidak secara taklik(tiada sebutan
prasyarat sewaktu ijab dilafazkan)
vi.
Qabul
1. Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan
ijab
2. Tiada perkataan sindiran
3. Dilafazkan oleh bakal suami atau
wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
4. Tidak diikatkan dengan tempoh waktu
seperti mutaah(seperti nikah kontrak)
5. Tidak secara taklik(tiada sebutan
prasyarat sewaktu qabul dilafazkan)
6. Menyebut nama bakal isteri
7.
Tidak
diselangi dengan perkataan lain
40. UU
perkawinan
a.
UU No. 1 tahun 1974
41. sebab tak
mendapat warisan
a.
pembunuh
b.
berbeda agama
c.
Berlainan tempat
42. pembagian
harta warisan
43. Qs As-Syura
: 214
a.
Alquran Surat Asy-syu’ara:214 berisi perintah menjadikan keluarga
terlebih dahulu dalam arti sebagai objek pendidikan yang utama. Baru kemudian
kerabat jauh dan akhirnya seluruh manusia. Selain itu Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu peranan
keluarga(orang tua) dalam pengembangan kesadaran beragama anak sangatlah
dominan. ayat As-syuaraa’ ayat 214 وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِين “Dan berilah peringatkan
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”(Q.S As-syuaraa’ ayat 214).
Di sini jelas, perintah menjadikan keluarga terdekat terlebih dahulu dalam arti sebagai objek pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya seluruh manusia.
Di sini jelas, perintah menjadikan keluarga terdekat terlebih dahulu dalam arti sebagai objek pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya seluruh manusia.
44. Piagam Madinah
a.
dikenal dengan sebutan Konstitusi
Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang
merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan
kaum-kaum penting di Yathrib (kemudian bernama Madinah) pada tahun 622. Dokumen
tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan
pertentangan sengit antara Bani 'Aus dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu
dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum
Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas pagan Madinah; sehingga membuat
mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.
i.
(1). Sesungguhnya mereka (kaum
Muhajirin dari Makkah, kaum Anshat dari Madinah dan kaum yang menggabungkan
diri dengan mereka dalam wilayah Madinah) itu merupakan satu umat, diantara
komunitasmasyarakat lain.
ii.
(2). Kaum Muhajirin dari Quraisy
tetap dalam kebiasaan mereka dalam bahu-membahu membayar diyat (tebusan atas
pembunuhan) di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara
baik dan adil di antara Mukminin.
iii.
(3). Banu ‘Auf tetap dengan
kebiasaan mereka dan bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti
semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
kaum Mukminin.
iv.
(4). Banu Sa’idah tetap dengan
kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula,
dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara kaum
Mukminin.
v.
(5). Banu Al-Hars tetap dengan
kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula,
dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
Mukminin.
vi.
(6). Banu Jusyam tetap dengan
kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula,
dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
Mukminin.
vii.
(7). Banu An-Najjar tetap dengan
kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula,
dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
Mukminin.
viii.
(8). Banu ‘Amr bin ‘Awf tetap dengan
kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula,
dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
Mukminin.
ix.
(9). Banu Al-Nabit tetap dengan
kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula,
dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
Mukminin.
x.
(10). Banu Al-‘Aws tetap dengan
kebiasaan mereka bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula,
dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
Mukminin.
xi.
(11). Sesungguhnya Mukminin tidak
boleh membiarkan orang lain dalam menanggung beban yang berat dalam tebusan dan
diyat diantara mereka tetapi membantunya dengan baik dalam poembayaran tebusan
atau diyat tersebut.
xii.
(12). Seorang Mukmin tidak
diperbolehkan membuat menyalahi perjanjian yan telah dibuat dengan Mukmin
lainnya tanpa persetujuan dari padanya.
xiii.
(13). Orang-orang Mukmin yang taqwa
harus menentang orang yang mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, atau
bermaksud jahat, atau melakukan permusuhan dan kerusakan di kalangan Mukminin.
Setiap orang harus bersatu dalam menentang kedzaliman tersebut, sekalipun itu
dilakukan oleh anak dari salah seorang di antara mereka.
xiv.
(14). Seorang Mukmin tidak boleh
membunuh orang beriman lainnya untuk membantu orang kafir. Tidak boleh pula
orang beriman membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.
xv.
(15). Jaminan Allah itu satu untuk
seluruh kaum. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat dalam
hubungan kekarabatan. Sesungguhnya Mukminin itu saling membantu, dan tidak
boleh bergantung kepada golongan yang lain.*/bersambung.. “Tak Ada Perlindungan
Bagi Kaum Quraisy Makkah..
45. Dinasti Bani
Abbasiyah
a.
46. Pelopor Islam
di Indonesia
a.
47. Proses masuknya
Islam ke Indonesia
a.
Peranan Kaum Pedagang
·
Para pedagang itu datang dan berdagang
di pusat-pusat perdagangan di daerah
pesisir. Malaka merupakan pusat transit
para pedagang. Di samping itu, bandar-
bandar di sekitar Malaka seperti Perlak
dan Samudra Pasai juga didatangi para
pedagang.Terjadilah kegiatan saling
memperkenalkan adat-istiadat, budaya
bahkan agama. Bukan hanya melakukan
perdagangan, bahkan juga terjadi
asimilasi melalui perkawinan.
di pusat-pusat perdagangan di daerah
pesisir. Malaka merupakan pusat transit
para pedagang. Di samping itu, bandar-
bandar di sekitar Malaka seperti Perlak
dan Samudra Pasai juga didatangi para
pedagang.Terjadilah kegiatan saling
memperkenalkan adat-istiadat, budaya
bahkan agama. Bukan hanya melakukan
perdagangan, bahkan juga terjadi
asimilasi melalui perkawinan.
b.
Pranan Bandar-Bandar di Indonesia
·
Di bandar-bandar inilah para pdagang
beragama Islam memperkenalkan Islam
kepada para pedagang lain ataupun
kepada penduduk setempat. Dengan
demikian, bandar menjadi pintu masuk dan
pusat penyebaran agamaIslam ke
Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis
kota-kota pusat kerajaan yang bercorak
Islam pada umunya terletak di pesisir-
pesisir dan muara sungai.
beragama Islam memperkenalkan Islam
kepada para pedagang lain ataupun
kepada penduduk setempat. Dengan
demikian, bandar menjadi pintu masuk dan
pusat penyebaran agamaIslam ke
Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis
kota-kota pusat kerajaan yang bercorak
Islam pada umunya terletak di pesisir-
pesisir dan muara sungai.
c.
Pranan Para Wali dan Ulama
·
Salah satu cara penyebaran agama Islam
ialah dengan cara mendakwah.
ialah dengan cara mendakwah.
48. Partai islam
a.
Masyumi
b.
Partai syarikat Islam
c.
NU
49. Islam di
Amerika
50. Islam di Eropa